Sabtu, 26 November 2011

Karena Kata, Kalimat Ada

Malam itu Kalimat marah kepada Kata, “Kamu harus mengertiku dan melengkapiku hingga aku bisa menjadi penuh makna”.
Tapi Kata hanya diam mendengarkan Kalimat yang tengah marah terhadapnya.
“Kata!!!kenapa kau diam saja?”, Kalimat semakin marah. Tapi Kata tetap diam.
Kata tidak mampu berbicara dan tidak tahu harus berbuat apa. Ia tidak tahu harus memberikan kata-kata apa yang bisa menjadikan Kalimat terlihat sempurna.
Kalimat memang terdengar egois karena memaksa Kata melengkapinya tanpa memperhatikan masalah yang dihadapi Kata.
“Kalimat, aku hanyalah sebuah kata, sebuah kata yang akan terus melengkapimu sampai tidak ada batas. Tapi Kalimat, alangkah egoisnya aku jika aku hanya memberikanmu kata-kata sembarang yang akan mejadikanmu seperti debu, muncul lalu hilang diterpa. Aku tidak ingin membuatmu kecewa karena kata yang aku berikan tak memberikan makna. Aku ingin mejadi pelengkapmu hingga kau bisa menjadi sebuah Kalimat indah”.
Yang tadinya terlihat marah, sekarang Kalimat terlihat melembut.
“Tapi Kalimat, tidakkah pernah kau berpikir betapa susahnya aku memilih kata untukmu agar kau menjadi indah?”.
Kalimat terlihat menunduk seakan mulai menyadari keegoisan yang selama ini dia lakukan.
“Kalimat, apalah artinya kamu tanpa ada Kata? tapi juga apalah artinya Kata jika tanpa Kalimat?”.
Kalimat memandang kearah Kata yang sedang menatapnya lembut sambil perlahan meraih tangan Kalimat.
“Kata akan selalu ada menjadi pelengkap Kalimat sekalipun Kalimat tidak dipandang dan hilang tak berbekas”.
(di malam minggu yang #galau)
the geblek’z
261111


Tidak ada komentar:

Posting Komentar